Jumat, 24 Juli 2015

PELATIHAN PENDATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT Program Kerjasama PEMDA. KAB.TAKALAR-UNICEF DAN LPMT Takalar

Pelatihan bagi Pendata Program Sistem Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) Program Kerjasama Pemerintah Daerah Kab. Takalar UNICEF dan Lembaga Pengembangan Masyarakat Takalar, Makassar,23/25072015.

Dalam kegiatan Pelatihan ini yang diikuti tiga Desa Project percontohan di Kabupaten Takalar yakni Desa Kalukubodo Kecamatan Galesong, Desa Soreang Kecamatan Mappakasunggu dan Desa Pa'rapunganta Kecamatan Polongbangkeng Utara. yang diwakili 6 orang perwakilan dimasing masing Desa.
Kegiatan ini pula dipandu langsung oleh Tim Fasilitator Kabupaten yang berasal dari 8 orang keterwakilan masing masing SKPD dan NGO di Kabupaten Takalar.

Penanggung jawab kegiatan Pelatihan bagi Pendata Program Sistem Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) Husain Mabe (Direktur LPMT Takalar) menyampaikan dalam sambutannya baahwa kegiatan ini berlangsung selama 3 hari ini dimaksudkan agar keterwakilan Warga dalam Pelatihan Pendata ini dapat melakukan pendataaan di Desanya masing masing yang paham dengan keadaan Desanya untuk mendapatkan data mikro yang Valid yang dibutuhkan sebagai referensi perencanaan pembangunan di Desa.

Dalam sambutannya Sekretaris Daerah Kabupaten Takalar Bapak H. Ir Nirwan Nasrullah,M.Si. menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah akan membantu baik moral maupun moril dalam pelaksanaan pendataan di 3 Desa nantinya, lebih lanjut Sekda Takalar juga menyampaikan bahwa kegiatan Pendataan ini juga bagian dari pada proses perencanaan pembangunan di 3 Desa Percontohan di Kabupaten Takalar harapan kita semoga hasil pendataan nantinya akan membawa dampak positif di Kabupaten Takalar.

Selanjutnya lanjutan kegiatan ini adalah implementasi kegiatan lapangan dengan melakukan pendataan langsung di Desa Masing-masing sesuai dengan rencana kerja yang disepakati bersama dalam kegiatan ini.//(red.dengmunt)
Foto/anca/lyla_grandpalacemks2015

Foto/anca/lyla_granpalacemks2015

Sabtu, 18 Juli 2015

CALON ORANG BESAR MEMULAI PERUBAHAN

Kita ini terlalu banyak menggunakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk sesuatu di luar diri kita. Juga terlalu banyak energi dan potensi kita untuk memikirkan selain diri kita, baik itu merupakan kesalahan,keburukan,mau pun kelalaian. Namun, ternyata sikap kita yang kita anggap kebaikan itu tidak efektif untuk memperbaiki yang kita anggap salah.

Banyak orang yang menginginkan orang lain berubah,tapi ternyata yang diinginkannya itu tak kunjung terwujud. Kita sering melihat orang yang menginginkan Indonesia berubah. Tapi, pada saat yang bersamaan, ternyata keluarganya 'babak belur', di kantor sendiri tak disukai, di lingkungan masyarakat tak bermanfaat. Itu namanya terlampau muluk.

Jangankan mengubah Indonesia, mengubah anaknya saja tidak mampu. Banyak yang menginginkan situasi negara berubah, tapi kenapa merubah sikap istri saja tidak sanggup. Jawabnya adalah: kita tidak pernah punya waktu untuk bersungguh-sungguh mengubah diri sendiri. Tentu saja, jawaban ini tidak mutlak benar. Tapi jawaban ini perlu diingat baik-baik.

Siapa pun yang bercita-cita besar, rahasianya adalah perubahan diri sendiri.Ingin mengubah Indonesia, caranya ubah saja diri sendiri. Betapapun kuatnya keinginan kita untuk mengubah orang lain, tapi kalau tidak dimulai dari diri sendiri, semua itu menjadi hampa. Setiap keinginan mengubah hanya akan menjadi bahan tertawaan kalau tidak dimulai dari diri sendiri. Orang di sekitar kita akan menyaksikan kesesuaian ucapan dengan tindakan kita.

Boleh jadi orang yang banyak memikirkan diri sendiri itu dinilai egois.Pandangan itu ada benarnya jika kita memikirkan diri sendiri lalu hasilnyajuga hanya untuk diri sendiri. Tapi yang dimaksud di sini adalah memi kirkan diri sendiri, justru sebagai upaya sadar dan sungguh-sungguh untuk memperbaiki yang lebih luas.

Perumpamaan yang lebih jelas untuk pandangan ini adalah seperti kita membangun pondasi untuk membuat rumah. Apalah artinya kita memikirkan dinding, memikir kan genteng, memikirkan tiang sehebat apa pun, kalau pondasinya tidak pernah kita bangun. Jadi yang merupa kan titik kelemahan manusia adalah lemahnya kesunggu han untuk mengubah dirinya, yang diawali dengan kebe ranian melihat kekurangan diri.

Pemimpin mana pun bakal jatuh terhina manakala tidak punya keberanian mengubah dirinya. Orang sukses mana pun bakal rubuh kalau dia tidak punya keberanian untuk

mengubah dirinya. Kata kuncinya adalah keberanian. Berani mengejek itu gampang, berani menghujat itu gampang, tapi, tidak sembarang orang yang berani meli hat kekurangan diri sendiri. Ini hanya milik orang- orang yang sukses sejati.

Orang yang berani membuka kekurangan orang lain, itu biasa. Orang yang berani membincangkan orang lain, itu tidak istimewa. Sebab itu bisa dilakukan orang yang tidak punya apa-apa sekali pun. Tapi, kalau ada orang yang berani melihat kekurangan diri sendiri, bertanya tentang kekurangan itu secara sistematis, lalu dia buat sistem untuk melihat kekurangan dirinya,inilah calon orang besar.

Mengubah diri dengan sadar, itu juga mengubah orang lain. Walaupun dia tidak mengucap sepatah kata pun untuk perubahan itu, perbuatannya sudah menjadi ucapan yang sangat berarti bagi orang lain. Percayalah, kegigi han kita memperbaiki diri, akan membuat orang lain melihat dan merasakannya.

Memang pengaruh dari kegigihan mengubah diri sendiri tidak akan spontan dirasakan. Tapi percayalah, itu akan membekas dalam benak orang. Makin lama, bekas itu akan membuat orang simpati dan terdorong untuk juga melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Ini akan terus berimbas, dan akhirnya seperti bola salju. Perubahan bergulir semakin besar.

Jadi kalau ada orang yang bertanya tentang sulitnya mengubah anak, sulitnya mengubah istri, jawabannya dalam diri orang itu sendiri. Jangan dulu menyalahkan orang lain, ketika mereka tidak mau berubah. Kalau kita sebagai ustadz, kyai, jangan banyak menyalahkan santrinya. Tanya dulu diri sendiri.Kalau kita sebagai pemimpin, jangan banyak menyalahkan karyawan, lihat dulu diri sendiri seperti apa.

Kalau kita sebagai pemimpin negara, jangan banyak menyalahkan rakyatnya.Lebih baik para penyelenggara negara gigih memperbaiki diri sehingga bisa menjadi teladan. Insya Allah, walaupun tanpa banyak berkata, dia akan membuat perubahan cepat terasa, jika berani memperbaiki diri. Itu lebih baik dibanding banyak berkata, tapi tanpa keberanian menjadi suri teladan.

Jangan terlalu banyak bicara. Lebih baik bersungguh-sungguh memperbaiki diri sendiri. Jadikan perkataan makin halus, sikap makin mulia, etos kerja makin sungguh-sungguh, ibadah kian tangguh. Ini akan disaksikan orang.

Membicarakan dalil itu suatu kebaikan. Tapi pembicaraan itu akan menjadi bumerang ketika perilaku kita tidak sesuai dengan dalil yang dibicarakan.Jauh lebih utama orang yang tidak berbicara dalil, tapi berbuat sesuai dalil. Walaupun tidak dikatakan, dirinya sudah menjadi bukti dalil tersebut.

Mudah-mudahan, kita bisa menjadi orang yang sadar bahwa kesuksesan diawalidari keberanian melihat kekurangan diri sendiri. Amien 
-
Sumber&desaign://dengmunt_Masjid.or.id/180715

Rabu, 08 Juli 2015

Ketika Do'a tak Diijabah

Mengapa Do'a Tidak Diijabah
dengmunt

Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, “Ya Amirul Mu’minin, mengapa do’a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an, “Ud’uuni astajiblakum” (berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).
Sayidina Ali menjawab, “Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :
Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.
Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari’atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
Engkau membaca Al Qur’an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.
Engkau berkata, “Sami’na wa aththa’na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-ayatnya.
Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?
Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.
Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala” (QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya.
Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.
Nah, bagaimana mungkin do’amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do’a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah do’amu itu.
***
Dalam riwayat lain, ada seorang laki-laki datang kepada Imam Ja’far Ash Shiddiq, lalu berkata, “Ada dua ayat dalam Al Qur’an yang aku paham apa maksudmu?”
“Bagaimana dua bunyi ayat itu?” Tanya Imam Ja’far. Yang pertama berbunyi “Ud’uuni astajib lakum” (Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mu’min [40] : 60). Lalu aku berdo’a dan aku tidak melihat do’aku diijabah,” ujarnya.
"Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far.
"Tidak," jawab orang itu.
"Lalu ayat yang kedua apa?" Tanya Imam Ja'far lagi.
"Ayat yang kedua berbunyi "Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu, wahuwa khairun raaziqin" (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] : 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya," ujarnya.
"Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far lagi.
"Tidak," jawabnya.
"Lalu mengapa?" Tanya imam Ja'far.
"Aku tidak tahu," jawabnya.
Imam Ja'far kemudian menjelaskan, "Akan kukabarkan kepadamu, Insya Allah seandainya engkau menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo'a kepada-Nya, maka Allah akan mengijabah do'amu. Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdo'a kepada Allah, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a. Tentu Alah akan menjawab do'amu walaupun engkau orang yang berdosa."
"Apa yang dimaksud Jihad Do'a?" sela orang itu.
Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi SAW dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.
Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.
Kemudian bacalah, "Ya Allah, aku memnita maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau rdhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tidak akan menyiakan do'amu," papar Imam Ja'far.***


Sumber :kump.tausiyah/google//dengmunt

Selasa, 07 Juli 2015

ARTI SEBUAH PERJALANAN

Hidup adalah Pilihan tapi jangan salah pilih, belajar dari sebuah perjalan panjang 35 Tahun yang lalu, disebuah dusun kecil yang bernama Bayaowa sekarang lebih terkenal dengan sebutan Bayowa sebuah dusun yang tidak terlalu kecil namun banyak hal yang sangat sulit dilupakan, waktu itu andik baru berusia 9 tahun seorang lelaki polos berambut lurus,muka bundar dan warna kulit putih susu. kala itu andik baru duduk dibangku kelas 3 SDI No. 127 Bayowa,Desa Galesong Kota, Kecamatan Galesong. banyak aktifitas yang ia selalu kerjakan setiap Subuh hingga menjelang sore. mulai ia mengencangkan sarungnya untuk menunaikan sholat shubuh seperti lasimnya Islam modern seperti saat ini, dilanjutkan aktifitas hariannya membantu ibu (amma), jualan putu cangkir seputar dusunnya hingga matahari benar benar terbit menyinari bumi pertiwi ini.

Pekerjaan lainnya adalah sekolah pagi sebagai aktifitas rutinnya jualan disampingnya itu, selain jualan putu cangkir andik juga jualan es, sepulang dari sekolahnya hingga sore hari. itulah sisih lain bocah kecil waktu itu.
Kemudian setelah tamat di SD Inp. Bayowa dilanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Negeri Galesong di tahun 1991 masa itu pun tak jauh bedanya aktifitasnya hingga menjelang kelas 3 SMP Waktu itu jualan masih berjalan nanti setelah kelas 3 waktu itu aktifitas hariannya mulai hilang namun tergantikan dengan aktifitas lain, jadi buruh bangunan dikala waktu libur datang dan bantu orang tua diwaktu musim panen tiba disawah. tak ada waktu kosong baginya dalam hidup dan kehidupannya semua terisi dengan kesibukan berarti hanya untuk membantu orang tuanya demi kelanjutan ekonomi rumah tangga dan sekolahnya.

setelah masuk di Sekolah Menengah ekonomi Atas Negeri Limbung Kab. Gowa, aktifitas juga banyak berubah karena mereka sudah tumbuh menjadi dewasa, remaja yang berumur belasan, pergaulan hidup, life style juga berubah, jalan sahabat sebanyak banyak karena tipenya adalah pergaulan yang banyak mendapatkan teman yang baik pula. ia salah seorang siswa rajin disekolah waktu itu tak ada cacat sekolah, jauh dari sikap kenakan remaja aktifitasnya hanya seputar kegiatan ekstra kurikuler, kegiatan OSIS, kepramukaan, palang merah dll yang tak bisa terukir dengan tinta hitam, yang jelasnya jauh dari kenakalan remaja umumnya.