Jumat, 13 Desember 2019

UIT MENGANTARKU KE ISTANA

UIT MENGANTARKU KE ISTANA

Disudut meja terpajang suasana berbeda dari biasa, secangkir kopi dan sepotong kue kering, yang saya santap bersama anak anak pagi itu berbeda seperti biasanya, sebotol air yang hampir habis lalu sarapan dengan Nasi diatas Searafon, itupun saya lalui beberapa hari ini. Hujan menjadi saksi sebuah perjuangan, perjalanan disudut sudut jantung Kota Jakarta, yang memiliki ragam karateristik manusia. Suguhan suguhan kemewahan tertampilkan dengan penuh gaya dan bentuk yang berbeda, nampak sebuah pemandangan yang tak lazim yakni sebuah kemacetan luar biasa mengantarkan ku ketempat dimana aku beristirahat sejenak lalu kemudian menutupkan mata berharap esok perjuangan kita ini berbuah manis, Wisma Departemen Agama yang berada dipusat kota Jakartalah tempatku hanya menutup mata sejenak.
Pagi itu saya terbangun kembali dari kerasnya bisingan suara mesin  mobil diwisma itu, enam hari lamanya saya berada di jantung kota Metropolitan Daerah khusus Ibu Kota Jakarta, menuai harapan dan cita cita semoga dalam perjuangan ini membuahkan hasil demi kami dan mereka.
Perjalanan kemudian berakhir pada saat saya kemudian tiba di Cengkareng bersama  Bapak, Ibu, saudara, sahabat, rekan, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ketanah Makassar. Setelah menempuh perjalan kurang lebih dua jam dan tiba dengan selamat pada pukul dua belas lewat dua puluh empat menit, sayapun melanjutkan perjalanan berakhir dirumah masing masing, rasa gembira menanti harap semoga elegi esok hari tak membuat kami kecewa.
kamipun mensyukuri itu dan mengirimkan pujian pada-Nya

" Seandainya saya tdk kuliah di UIT mungkin saya tidak sampai di Istana Negara Ini. Inilah berkah yang didapatkan segelintir orang, dan saya syukuri itu "