kadirmuntu
Senin, 10 Februari 2020
MARI PELAJARI KOTA MAKASSAR LEBIH DEKAT
Jumat, 31 Januari 2020
KELANGKAAN BBM JENIS SOLAR
BENCANA GOWA
Bencana alam tak pernah diprediksi kapan datangnya, tak seorangpun menginginkan musibah itu terjadi tinggal, kita menyikapinya dengan sebuah kesabaran, kepekaan kitalah bersama untuk turut membantu meringankan beban itu walau sedikit, bukan hanya materi, makanan dan hal lainnya, do'apun bagian dari sedekah buat mereka yang terkena musibah saat ini di Gowa, Makassar, Takalar, Je'neponto dan beberapa daerah lainnya. Hari itu kami berlima berkumpul setelah salah seorang sahabat di Gowa menceritakan tentang bencana di Gowa saat itu.
Nunu : Kalo begitu bagaimanapun duka mereka duka kita semua,
Kegiatan berbagi yang dilakukan Alumni SMEA/SMK Negeri Limbung ex Panitia Reunian Akbar hari ini di Pallangga Gowa
Duka Gowa, Takalar Je'neponto dan beberapa daerah lainnya adalah duka kita bersama, hal inilah yang dirasakan para alumni SMEA/SMK Negeri Limbung Gowa, untuk menggalang dana bersama untuk disumbangkan ke beberapa titik pengungsian di Gowa.
Kegiatan ini di koordinir oleh Bapak Harjum yang juga Ketua Panitia Reuni Akbar dan beberapa panitia lainnya yang ikut ambil bagian dalam pemberian bantuan ini.
Menurutnya Kordinator kegiatan Alumni berbagi ini mengungkapkan bahwa.
" Duka Gowa,Takalar dan beberapa Daerah lainnya adalah duka kita bersama, semoga mereka bisa diberi kekuatan dan kesabaran "
Bantuan yang kami bawa langsung ke titik posko ini hanya sebagian kecil yang dapat membantu saudara saudara kami yang terkena dampak banjir dan longsor dalam bentuk sembako dari kami.
Penanggung jawab kegiatan Alumni Berbagi ini Ibu Waode Ramiaty ibu 2 orang anak ini mengungkapkan bahwa.
" Kegiatan yang kami lakukan hari ini merupakan bentuk kepedulian kami bersama yang walaupun hanya dalam bentuk sembako yang kami kumpulkan dari teman teman Alumni SMEA/SMK Negeri Limbung Gowa "
Dua mobil yang ikut dalam rombongan sumbangan ini menuju titik posko di Kabupaten Gowa yang rencananya akan diserahkan langsung oleh Kordinator dan penanggung jawab Alumni Berbagi dititik pengunsian pagi ini.
Jumat, 13 Desember 2019
UIT MENGANTARKU KE ISTANA
UIT MENGANTARKU KE ISTANA
Disudut meja terpajang suasana berbeda dari biasa, secangkir kopi dan sepotong kue kering, yang saya santap bersama anak anak pagi itu berbeda seperti biasanya, sebotol air yang hampir habis lalu sarapan dengan Nasi diatas Searafon, itupun saya lalui beberapa hari ini. Hujan menjadi saksi sebuah perjuangan, perjalanan disudut sudut jantung Kota Jakarta, yang memiliki ragam karateristik manusia. Suguhan suguhan kemewahan tertampilkan dengan penuh gaya dan bentuk yang berbeda, nampak sebuah pemandangan yang tak lazim yakni sebuah kemacetan luar biasa mengantarkan ku ketempat dimana aku beristirahat sejenak lalu kemudian menutupkan mata berharap esok perjuangan kita ini berbuah manis, Wisma Departemen Agama yang berada dipusat kota Jakartalah tempatku hanya menutup mata sejenak.
Pagi itu saya terbangun kembali dari kerasnya bisingan suara mesin mobil diwisma itu, enam hari lamanya saya berada di jantung kota Metropolitan Daerah khusus Ibu Kota Jakarta, menuai harapan dan cita cita semoga dalam perjuangan ini membuahkan hasil demi kami dan mereka.
Perjalanan kemudian berakhir pada saat saya kemudian tiba di Cengkareng bersama Bapak, Ibu, saudara, sahabat, rekan, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ketanah Makassar. Setelah menempuh perjalan kurang lebih dua jam dan tiba dengan selamat pada pukul dua belas lewat dua puluh empat menit, sayapun melanjutkan perjalanan berakhir dirumah masing masing, rasa gembira menanti harap semoga elegi esok hari tak membuat kami kecewa.
kamipun mensyukuri itu dan mengirimkan pujian pada-Nya
" Seandainya saya tdk kuliah di UIT mungkin saya tidak sampai di Istana Negara Ini. Inilah berkah yang didapatkan segelintir orang, dan saya syukuri itu "
Jumat, 24 Juli 2015
PELATIHAN PENDATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT Program Kerjasama PEMDA. KAB.TAKALAR-UNICEF DAN LPMT Takalar
Dalam kegiatan Pelatihan ini yang diikuti tiga Desa Project percontohan di Kabupaten Takalar yakni Desa Kalukubodo Kecamatan Galesong, Desa Soreang Kecamatan Mappakasunggu dan Desa Pa'rapunganta Kecamatan Polongbangkeng Utara. yang diwakili 6 orang perwakilan dimasing masing Desa.
Kegiatan ini pula dipandu langsung oleh Tim Fasilitator Kabupaten yang berasal dari 8 orang keterwakilan masing masing SKPD dan NGO di Kabupaten Takalar.
Penanggung jawab kegiatan Pelatihan bagi Pendata Program Sistem Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) Husain Mabe (Direktur LPMT Takalar) menyampaikan dalam sambutannya baahwa kegiatan ini berlangsung selama 3 hari ini dimaksudkan agar keterwakilan Warga dalam Pelatihan Pendata ini dapat melakukan pendataaan di Desanya masing masing yang paham dengan keadaan Desanya untuk mendapatkan data mikro yang Valid yang dibutuhkan sebagai referensi perencanaan pembangunan di Desa.
Dalam sambutannya Sekretaris Daerah Kabupaten Takalar Bapak H. Ir Nirwan Nasrullah,M.Si. menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah akan membantu baik moral maupun moril dalam pelaksanaan pendataan di 3 Desa nantinya, lebih lanjut Sekda Takalar juga menyampaikan bahwa kegiatan Pendataan ini juga bagian dari pada proses perencanaan pembangunan di 3 Desa Percontohan di Kabupaten Takalar harapan kita semoga hasil pendataan nantinya akan membawa dampak positif di Kabupaten Takalar.
Selanjutnya lanjutan kegiatan ini adalah implementasi kegiatan lapangan dengan melakukan pendataan langsung di Desa Masing-masing sesuai dengan rencana kerja yang disepakati bersama dalam kegiatan ini.//(red.dengmunt)
Foto/anca/lyla_grandpalacemks2015 |
Foto/anca/lyla_granpalacemks2015 |
Sabtu, 18 Juli 2015
CALON ORANG BESAR MEMULAI PERUBAHAN
Banyak orang yang menginginkan orang lain berubah,tapi ternyata yang diinginkannya itu tak kunjung terwujud. Kita sering melihat orang yang menginginkan Indonesia berubah. Tapi, pada saat yang bersamaan, ternyata keluarganya 'babak belur', di kantor sendiri tak disukai, di lingkungan masyarakat tak bermanfaat. Itu namanya terlampau muluk.
Jangankan mengubah Indonesia, mengubah anaknya saja tidak mampu. Banyak yang menginginkan situasi negara berubah, tapi kenapa merubah sikap istri saja tidak sanggup. Jawabnya adalah: kita tidak pernah punya waktu untuk bersungguh-sungguh mengubah diri sendiri. Tentu saja, jawaban ini tidak mutlak benar. Tapi jawaban ini perlu diingat baik-baik.
Siapa pun yang bercita-cita besar, rahasianya adalah perubahan diri sendiri.Ingin mengubah Indonesia, caranya ubah saja diri sendiri. Betapapun kuatnya keinginan kita untuk mengubah orang lain, tapi kalau tidak dimulai dari diri sendiri, semua itu menjadi hampa. Setiap keinginan mengubah hanya akan menjadi bahan tertawaan kalau tidak dimulai dari diri sendiri. Orang di sekitar kita akan menyaksikan kesesuaian ucapan dengan tindakan kita.
Boleh jadi orang yang banyak memikirkan diri sendiri itu dinilai egois.Pandangan itu ada benarnya jika kita memikirkan diri sendiri lalu hasilnyajuga hanya untuk diri sendiri. Tapi yang dimaksud di sini adalah memi kirkan diri sendiri, justru sebagai upaya sadar dan sungguh-sungguh untuk memperbaiki yang lebih luas.
Perumpamaan yang lebih jelas untuk pandangan ini adalah seperti kita membangun pondasi untuk membuat rumah. Apalah artinya kita memikirkan dinding, memikir kan genteng, memikirkan tiang sehebat apa pun, kalau pondasinya tidak pernah kita bangun. Jadi yang merupa kan titik kelemahan manusia adalah lemahnya kesunggu han untuk mengubah dirinya, yang diawali dengan kebe ranian melihat kekurangan diri.
Pemimpin mana pun bakal jatuh terhina manakala tidak punya keberanian mengubah dirinya. Orang sukses mana pun bakal rubuh kalau dia tidak punya keberanian untuk
mengubah dirinya. Kata kuncinya adalah keberanian. Berani mengejek itu gampang, berani menghujat itu gampang, tapi, tidak sembarang orang yang berani meli hat kekurangan diri sendiri. Ini hanya milik orang- orang yang sukses sejati.
Orang yang berani membuka kekurangan orang lain, itu biasa. Orang yang berani membincangkan orang lain, itu tidak istimewa. Sebab itu bisa dilakukan orang yang tidak punya apa-apa sekali pun. Tapi, kalau ada orang yang berani melihat kekurangan diri sendiri, bertanya tentang kekurangan itu secara sistematis, lalu dia buat sistem untuk melihat kekurangan dirinya,inilah calon orang besar.
Mengubah diri dengan sadar, itu juga mengubah orang lain. Walaupun dia tidak mengucap sepatah kata pun untuk perubahan itu, perbuatannya sudah menjadi ucapan yang sangat berarti bagi orang lain. Percayalah, kegigi han kita memperbaiki diri, akan membuat orang lain melihat dan merasakannya.
Memang pengaruh dari kegigihan mengubah diri sendiri tidak akan spontan dirasakan. Tapi percayalah, itu akan membekas dalam benak orang. Makin lama, bekas itu akan membuat orang simpati dan terdorong untuk juga melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Ini akan terus berimbas, dan akhirnya seperti bola salju. Perubahan bergulir semakin besar.
Jadi kalau ada orang yang bertanya tentang sulitnya mengubah anak, sulitnya mengubah istri, jawabannya dalam diri orang itu sendiri. Jangan dulu menyalahkan orang lain, ketika mereka tidak mau berubah. Kalau kita sebagai ustadz, kyai, jangan banyak menyalahkan santrinya. Tanya dulu diri sendiri.Kalau kita sebagai pemimpin, jangan banyak menyalahkan karyawan, lihat dulu diri sendiri seperti apa.
Kalau kita sebagai pemimpin negara, jangan banyak menyalahkan rakyatnya.Lebih baik para penyelenggara negara gigih memperbaiki diri sehingga bisa menjadi teladan. Insya Allah, walaupun tanpa banyak berkata, dia akan membuat perubahan cepat terasa, jika berani memperbaiki diri. Itu lebih baik dibanding banyak berkata, tapi tanpa keberanian menjadi suri teladan.
Jangan terlalu banyak bicara. Lebih baik bersungguh-sungguh memperbaiki diri sendiri. Jadikan perkataan makin halus, sikap makin mulia, etos kerja makin sungguh-sungguh, ibadah kian tangguh. Ini akan disaksikan orang.
Membicarakan dalil itu suatu kebaikan. Tapi pembicaraan itu akan menjadi bumerang ketika perilaku kita tidak sesuai dengan dalil yang dibicarakan.Jauh lebih utama orang yang tidak berbicara dalil, tapi berbuat sesuai dalil. Walaupun tidak dikatakan, dirinya sudah menjadi bukti dalil tersebut.
Mudah-mudahan, kita bisa menjadi orang yang sadar bahwa kesuksesan diawalidari keberanian melihat kekurangan diri sendiri. Amien
Sumber&desaign://dengmunt_Masjid.or.id/180715 |